Salam Literasi !!!
Disini saya mau berbagi artikel nih, yang intinya mari kita tingkatkan kepedulian terhadap penderita HIV/AIDS, jangan takut tertular ya, karena AIDS itu tidak menular melalui kontak langsung. Kalau penasaran silahkan dibaca ya! Budayakan membaca.
Meninggikan
Kepedulian, Merendahkan 1% ODHA
Oleh : Royan Adi Ikhsan, Johanna Fenny Santoso dan Dyandy Aulia Shafira
HIV
(Human Immunodeficiency Virus)
merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Virus yang menyerang
kekebalan (imunitas) tubuh yang secara perlahan namun pasti akan menyebabkan
kekurangan sistem imun dan setiap orang berpotensi mengidap penyakit AIDS.
Jumlah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dari tahun ke tahun terus meningkat meskipun
upaya-upaya telah dilaksanakan. Menurut pendataan dari WHO (World Health Organization) selama beberapa tahun terakhir
menunjukkan bahwa kelompok usia remaja dan dewasa produktif usia 15-24 tahun,
merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terhadap HIV/AIDS. Remaja
selalu berkeinginan untuk mencoba sesuatu yang baru dan mencari identitas diri
sendiri. Dengan demikian, potensi remaja tertular HIV/AIDS sangatlah besar.
Tak heran jika virus HIV dengan
cepat menyebar dikalangan remaja karena pada era globalisasi saat ini banyak
remaja yang terjerumus pada pergaulan bebas. Pada dasarnya, karena kurangnya
keimanan dan pengawasan dari orang tua yang menyebabkan remaja menjerumuskan
dirinya sendiri ke dalam dunia yang lebih jauh dari kata sempurna.
Kita harusnya sadar bahwa virus ini
merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Sejak tahun ke tahun
kasus HIV/AIDS di Indonesia semakin meningkat. Haruskah kita bangga akan
banyaknya kasus seperti ini? Kita sebagai remaja yang harusnya sadar penuh akan
bahaya AIDS. Namun, jika hanya berbicara tentang pengertian HIV/AIDS tetapi nol
tindakan, apa yang bisa kita dapat? Bisakah jika hanya mengerti secara personal
kita dapat berkontribusi untuk memerangi AIDS?
Perlu
sekali pada era globalisasi ini kita meningkatkan kepedulian pada kenyataan
sosial. Dimana sekarang ODHA pada kalangan remaja yang semakin meningkat dan membutuhkan
perhatian yang lebih. Saat kita mengetahui jika si A merupakan ODHA, bagaimana
sikap kita? Benarkah jika menjauhi ODHA? Hakikatnya kita sebagai mahluk sosial
tak akan bisa hidup sendiri. Perlunya kesadaran bahwa ODHA juga mahluk sosial
yang membutuhkan dukungan dari orang lain. Namun, jika kita menyarankan orang
lain agar lebih peduli terhadap ODHA tetapi kita sendiri hanya sebatas berbicara,
apakah benar seperti itu? Bukannya kepedulian harus dimulai dari diri sendiri?
Faktanya
HIV/AIDS hanya dapat menyebar jika:
1 A. Penularan dari ibu kepada bayi pada masa
kehamilan, ketika melahirkan atau menyusui.
B. Melalui hubungan seksual.
3 C. Pemakaian alat bantu seks secara
bersama-sama atau bergantian.
D. Melalui tranfusi darah dari orang yang
terinfeksi.
E. Memakai jarum suntik, dan perlengkapan
menyuntik lain yang sudah terkontaminasi. Misalnya, spon atau kain
pembersihnya.
Jika
faktanya HIV/AIDS hanya dapat menular melalui hal-hal tersebut, benarkah sikap
kita jika menjauhi ODHA? Apakah kita mendapat keuntungan jika kita menjauhi
ODHA? Jika telah mengetahui fakta tersebut mulialah kita jika lebih peduli
terhadap ODHA yang pastinya mendapat beban psikologi yang begitu berat.
Sebaiknya, kepedulian dimulai dari diri sendiri, apakah kita sudah benar-benar
peduli ataukah hanya sekedar mengasihani? Jika anda bertanya mengapa kita harus
lebih peduli terhadap ODHA, andaikan saja anda ysng berada diposisi tersebut
dan perlakuan (dijauhi/bullying) menimpa anda bagaimana
perasaan anda? Dari hal ini anda dapat membayangkan begitu beratnya beban yang
harus ditanggung oleh ODHA.
Disinilah
peran kita sebagai mahluk sosial yang berkontribusi untuk mendukung
orang
yang terjangkit HIV/AIDS. Salah satu tindakan yang dapat kita lakukan sebagai
remaja adalah lebih peduli dan tidak menjauhi orang yang positif terjangkit
HIV/AIDS. Dari fakta yang telah tertera, tidak ada untungnya bagi kita apabila
menjauhi ODHA dan juga tidak ikut berkontribusi dalam memerangi masalah
HIV/AIDS yang ada pada kalangan remaja. Untuk menekan jumlah penderita yang
semakin bertambah, kedudukan kita sangat diperlukan. Oleh sebab itu, baiknya
kita juga mengajak orang lain agar lebih peduli terhadap orang yang terjangkit
HIV/AIDS. Problematika selanjunya yang kita hadapi untuk mendukung orang yang
terjangkit HIV/AIDS adalah bagaimana cara kita untuk membangun kepedulian
terhadap ODHA yang bahwasannya HIV/AIDS tidak akan menular melalui kontak fisik
secara langsung.
Menurut
kami salah satu caranya yaitu kita gerakkan dahulu hatinya agar mereka dapat
mengandaikan bagaimana jika mereka yang berada dalam posisi tersebut (ODHA).
Setelah itu, jika mereka dapat memposisikan dirinya dalam keadaan tersebut
mereka akan dapat mengerti bagaimana sulitnya memposisikan diri mereka dalam
lingkup masyarakat dan cara mereka menyikapi diskriminasi yang menimpa mereka.
Jika telah benar-benar tergerak hatinya, maka akan lebih mudah bagi kita untuk meminta
mereka agar ikut berkontribusi dalam mendukung orang yang positif terjangkit
HIV/AIDS supaya mereka (ODHA) tidak semakin terpuruk.
Semakin
banyaknya orang yang peduli terhadap ODHA maka semakin nyata gerakkan kita
untuk menciptakan kepedulian yang lebih terhadap orang yang positif HIV/AIDS.
Oleh karena itu, sangat dibutuhkannya simpatisan dari semua kalangan masyarakat
untuk meninggikan kepedulian dan merendahkan 1% ODHA. 1% yang dimaksud adalah
menekan jumlah orang dengan HIV/AIDS yang ada di Indonesia.
Dari
uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa HIV menyerang imunitas tubuh yang
mengakibatkan terciptanya penyakit AIDS. HIV/AIDS merupakan penyakit yang
mematikan di dunia dan hanya tersedia vaksin untuk memperlambat virus HIV yang
berada di dalam tubuh. Oleh karena itu, pentingnya bagi remaja untuk lebih
selektif dalam memilih pergaulan yang nantinya akan berdampak pada dirinya
sendiri dan juga pentingnya kepedulian untuk ODHA sangat berpengaruh besar bagi
psikis mereka. Tujuannya
jika kita meninggikan kepedulian dan merendahkan 1% ODHA maka diharapkan jumlah
ODHA tidak akan semakin bertambah dan akan menciptakan generasi muda
yang bebas dari HIV/AIDS.
No comments:
Post a Comment