Ini merupakan beberapa naskah esai saya. Inovasi minuman herbal.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Terima kasih. Salam Literasi!!!
ARTEMISININ
TEA SEBAGAI INOVASI MINUMAN SEKALIGUS OBAT MEMBUNUH PENYAKIT KANKER
Oleh : Royan Adi Ikhsan
Tanaman
kenikir (Cosmos caudatus) merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari
Amerika Latin, Amerika Tengah tetapi tumbuh liar dan mudah didapati di Florida,
Amerika Serikat, serta di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Kenikir ditanam untuk diambil daunnya sebagai sayuran dan di budidayakan di
daerah dataran rendah hingga pegunungan sampai ketinggian 1200 mdpl . Di
Indonesia kenikir dikenal beberapa nama daerah seperti ulam raja (Melayu, Sumatera),
dan kenikir (Jawa).
Daun
kenikir dalam ilmu medis menyebutnya sebagai Artemisinin yang digunakan sebagai
cara pengobatan kanker. Cara kerja Artemisinin sebagai berikut, yaitu artemisinin
akan mengikat dengan kandungan Iron dalam satu sel sehingga menyebabkan radikal
bebas yang berakibat sel menjadi mati. Nah sel kanker memiliki kandungan Iron
yang tinggi sehingga artemisinin akan hanya membunuh sel dengan iron tinggi
(sel kanker saja) tanpa merusak sel baik lainnya.
Selain
mengonsumsi daun kenikir langsung, bisa juga daun kenikir di jadikan ekstrak
dan kemudian diajadikan teh yang mampu untuk membunuh sel-sel kanker. Abas et al., (2003)
menyebutkan bahwa ekstrak metanolik daun kenikir mengandung flavonoid dan
glikosida kuersetin. Senyawa flavonoid diketahui mampu menginduksi terjadinya
apoptosis melalui penghambatan aktivitas DNA topoisomerase I/II, modulasi signalling
pathways, penurunan ekspresi gen Bcl-2 dan Bcl-XL, peningkatan ekspresi
gen Bax dan Bak, serta aktivasi endonuklease (Ren, et al.,
2003).
Kuersetin memiliki kemampuan menginduksi apoptosis sel kanker kolon Caco-2 dan
HT-29 serta sel kanker leukemia HL-60 dengan cara menstimulasi pelepasan
sitokrom c dari mitokondria (Taraphdar, 2001).
Pebriana et al. (2008)
melakukan uji sitotoksik ekstrak metanolik daun kenikir terhadap sel kanker
payudara T47D, didapat nilai IC50 sebesar 345 πg/ml. Berdasarkan hasil uji
sitotoksik, ekstrak metanolik daun kenikir memiliki nilai IC50 yang relatif
tinggi terhadap sel T47D. Namun, pengamatan morfologi sel setelah perlakuan
menunjukkan adanya fenomena kematian sel. Sel yang mati berbentuk bulat, tampak
keruh dan mengapung. Pada pengecatan DNA terlihat adanya fluoresensi hijau
terang pada kontrol sel. Warna hijau terang yang seragam pada nukleus dimiliki
oleh sel hidup yang masih memiliki membran sel yang utuh (McGahon, et al.,
1995). Sedangkan pada sel yang mendapat perlakuan dengan ekstrak metanolik daun
kenikir menunjukkan warna yang tidak seragam yaitu warna hijau bercampur oranye
yang mengindikasikan terjadinya apoptosis. Hal tersebut terjadi karena sel
mulai mengalami membran blebbing, sehingga etidium bromid mulai masuk
ke dalam sel. Beberapa sel mengalami kondensasi inti yang ditunjukkan dengan
adanya warna kekuningan pada nukleus. Hal ini menandakan adanya peristiwa early
apoptosis (Pebriana et al., 2008).
Ekstrak
metanolik daun kenikir memiliki aktivitas dalam memacu kematian sel T47D
melalui mekanisme apoptosis, sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai
antikanker dengan target aksi spesifik. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut guna mengetahui senyawa aktif dalam ekstrak yang
bertanggung jawab terhadap mekanisme pemacuan apoptosis sel T47D.
Berdasarkan
penelitian diatas, disini saya mempunyai inovasi yang telah saya lakukan agar
dapat dengan mudah mengonsumsi daun kenikir yaitu dengan memanfaatkan daun
kenikir sebagai teh yang bisa diminum setiap hari apalagi dengan mengemasnya
sebagai teh celup. Cara pembuatannya pun cukup sederhana yaitu dengan memetik
daun kenikir yang masih muda kemudian dicuci dengan air mengalir kemudian
tiriskan. Setelah tiris kemudian di jemur beralaskan nampan yang besar, agar
memperoleh kualitas teh yang bagus maka cukup diangin-anginkan saja selama 1
minggu serta ditutupi dengan kain yang tipis untuk mendapatkan kehigienisannya.
Jangan sampai di jemur di bawah sinar matahari langsung karena kualitas tehnya
akan menurun. Dalam waktu 1 minggu daun kenikir akan mengering kemudian
blender, setelah halus masukkan dalam kertas teh kemudian direkatkan dan teh
kenikir pun siap diseduh dengan tambahan madu ataupun gula.
Dengan
adanya inovasi “Teh Artemisinin” ini diharapkan dapat mempermudah orang untuk
mengonsumsi daun kenikir sebagai minuman sekaligus obat untuk membunuh sel-sel
kanker.
No comments:
Post a Comment