Entri yang Diunggulkan

Mencetak Generasi Muda Anti Korupsi Melalui Pendidikan Moral di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)

Mencetak Generasi Muda Anti Korupsi Melalui Pendidikan Moral di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)           Indonesia merupakan negar...

Saturday, November 25, 2017

ARTEMISININ TEA SEBAGAI INOVASI MINUMAN SEKALIGUS OBAT MEMBUNUH PENYAKIT KANKER



Ini merupakan beberapa naskah esai saya. Inovasi minuman herbal.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Terima kasih. Salam Literasi!!!

ARTEMISININ TEA SEBAGAI INOVASI MINUMAN SEKALIGUS OBAT MEMBUNUH PENYAKIT KANKER
Oleh : Royan Adi Ikhsan

Tanaman kenikir (Cosmos caudatus)  merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Amerika Latin, Amerika Tengah tetapi tumbuh liar dan mudah didapati di Florida, Amerika Serikat, serta di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Kenikir ditanam untuk diambil daunnya sebagai sayuran dan di budidayakan di daerah dataran rendah hingga pegunungan sampai ketinggian 1200 mdpl . Di Indonesia kenikir dikenal beberapa nama daerah seperti ulam raja (Melayu, Sumatera), dan kenikir (Jawa).
Daun kenikir dalam ilmu medis menyebutnya sebagai Artemisinin yang digunakan sebagai cara pengobatan kanker. Cara kerja Artemisinin sebagai berikut, yaitu artemisinin akan mengikat dengan kandungan Iron dalam satu sel sehingga menyebabkan radikal bebas yang berakibat sel menjadi mati. Nah sel kanker memiliki kandungan Iron yang tinggi sehingga artemisinin akan hanya membunuh sel dengan iron tinggi (sel kanker saja) tanpa merusak sel baik lainnya.
Selain mengonsumsi daun kenikir langsung, bisa juga daun kenikir di jadikan ekstrak dan kemudian diajadikan teh yang mampu untuk membunuh sel-sel kanker. Abas et al., (2003) menyebutkan bahwa ekstrak metanolik daun kenikir mengandung flavonoid dan glikosida kuersetin. Senyawa flavonoid diketahui mampu menginduksi terjadinya apoptosis melalui penghambatan aktivitas DNA topoisomerase I/II, modulasi signalling pathways, penurunan ekspresi gen Bcl-2 dan Bcl-XL, peningkatan ekspresi gen Bax dan Bak, serta aktivasi endonuklease (Ren, et al., 2003). Kuersetin memiliki kemampuan menginduksi apoptosis sel kanker kolon Caco-2 dan HT-29 serta sel kanker leukemia HL-60 dengan cara menstimulasi pelepasan sitokrom c dari mitokondria (Taraphdar, 2001).
Pebriana et al. (2008) melakukan uji sitotoksik ekstrak metanolik daun kenikir terhadap sel kanker payudara T47D, didapat nilai IC50 sebesar 345 πg/ml. Berdasarkan hasil uji sitotoksik, ekstrak metanolik daun kenikir memiliki nilai IC50 yang relatif tinggi terhadap sel T47D. Namun, pengamatan morfologi sel setelah perlakuan menunjukkan adanya fenomena kematian sel. Sel yang mati berbentuk bulat, tampak keruh dan mengapung. Pada pengecatan DNA terlihat adanya fluoresensi hijau terang pada kontrol sel. Warna hijau terang yang seragam pada nukleus dimiliki oleh sel hidup yang masih memiliki membran sel yang utuh (McGahon, et al., 1995). Sedangkan pada sel yang mendapat perlakuan dengan ekstrak metanolik daun kenikir menunjukkan warna yang tidak seragam yaitu warna hijau bercampur oranye yang mengindikasikan terjadinya apoptosis. Hal tersebut terjadi karena sel mulai mengalami membran blebbing, sehingga etidium bromid mulai masuk ke dalam sel. Beberapa sel mengalami kondensasi inti yang ditunjukkan dengan adanya warna kekuningan pada nukleus. Hal ini menandakan adanya peristiwa early apoptosis (Pebriana et al., 2008).
Ekstrak metanolik daun kenikir memiliki aktivitas dalam memacu kematian sel T47D melalui mekanisme apoptosis, sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker dengan target aksi spesifik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui senyawa aktif dalam ekstrak yang bertanggung jawab terhadap mekanisme pemacuan apoptosis sel T47D.
Berdasarkan penelitian diatas, disini saya mempunyai inovasi yang telah saya lakukan agar dapat dengan mudah mengonsumsi daun kenikir yaitu dengan memanfaatkan daun kenikir sebagai teh yang bisa diminum setiap hari apalagi dengan mengemasnya sebagai teh celup. Cara pembuatannya pun cukup sederhana yaitu dengan memetik daun kenikir yang masih muda kemudian dicuci dengan air mengalir kemudian tiriskan. Setelah tiris kemudian di jemur beralaskan nampan yang besar, agar memperoleh kualitas teh yang bagus maka cukup diangin-anginkan saja selama 1 minggu serta ditutupi dengan kain yang tipis untuk mendapatkan kehigienisannya. Jangan sampai di jemur di bawah sinar matahari langsung karena kualitas tehnya akan menurun. Dalam waktu 1 minggu daun kenikir akan mengering kemudian blender, setelah halus masukkan dalam kertas teh kemudian direkatkan dan teh kenikir pun siap diseduh dengan tambahan madu ataupun gula.
Dengan adanya inovasi “Teh Artemisinin” ini diharapkan dapat mempermudah orang untuk mengonsumsi daun kenikir sebagai minuman sekaligus obat untuk membunuh sel-sel kanker.

No comments:

Post a Comment